Ekonomi Kamboja sedang mengalami penurunan yang cukup signifikan akhir-akhir ini. Hal ini terjadi karena berbagai faktor, mulai dari pandemi COVID-19 hingga konflik politik di dalam negeri. Kondisi ini membuat banyak orang bertanya-tanya, “Ekonomi Kamboja merosot, apa yang dilakukan pemerintah?”
Menurut data yang dirilis oleh Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi Kamboja pada tahun 2020 hanya sebesar 3,1 persen, yang merupakan angka terendah dalam dua dekade terakhir. Hal ini sangat berbeda dengan pertumbuhan ekonomi sebelum pandemi, yang mencapai lebih dari 7 persen per tahun.
Salah satu langkah yang diambil oleh pemerintah Kamboja untuk mengatasi penurunan ekonomi adalah dengan mendorong investasi dan ekspor. Menurut Menteri Keuangan Kamboja, Aun Pornmoniroth, pemerintah telah memberikan insentif pajak dan kemudahan berusaha bagi para investor untuk menarik investasi ke negara tersebut.
Namun, langkah-langkah tersebut belum sepenuhnya efektif dalam mengatasi penurunan ekonomi. Menurut ekonom senior dari Universitas Nasional Kamboja, Dr. Pen Sovann, pemerintah juga perlu fokus pada meningkatkan konsumsi domestik dan memberikan stimulus kepada sektor-sektor yang terdampak.
Selain itu, untuk mengatasi penurunan ekonomi, pemerintah Kamboja juga perlu bekerja sama dengan lembaga internasional dan negara lain. Menurut laporan dari Asian Development Bank, kerja sama regional dapat membantu Kamboja dalam mengatasi dampak ekonomi akibat pandemi.
Dalam menghadapi kondisi ekonomi yang sulit, Presiden Kamboja, Hun Sen, menegaskan pentingnya untuk bersatu dan bekerja sama. Beliau juga menekankan pentingnya untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan.
Dengan berbagai langkah yang diambil oleh pemerintah Kamboja, diharapkan ekonomi negara tersebut dapat segera pulih dan kembali stabil. Namun, semua pihak perlu bekerja sama dan berkontribusi untuk mencapai hal tersebut. Semoga langkah-langkah yang diambil dapat memberikan hasil yang positif bagi perekonomian Kamboja.